Penyebab dan Cara Mengobati Diare Pada Anak Babi Pasca Sapih
Diare pada anak babi pasca sapih disebabkan oleh gangguan pada saluran
pencernaan, anak babi sering berkerumun dan menumpuk kedinginan (Gambar 1).
Sebagai penyebab awal adalah
meningkatnya asam lambung akibat berhenti mendapat air susu induk.
Secara fisiologi pencernaan makanan khususnya protein dalam lambung sangat
tergantung dari pH lambung. Kondisi pH lambung yang bersifat asam (pH 2-3,5)
akan meningkatkan konversi enzim pepsinogen menjadi pepsin yang berfungsi untuk
memecah protein menjadi proteasa, pepton dan peptida, yang selanjutnya akan
dipecah menjadi asam asam amino dan diserap dalam usus (Gambar 1).
Pada anak babi yang baru disapih tidak lagi memproleh air susu dari
induknya, sehingga tidak mendapat asam laktat yang biasa diperoleh oleh anak
babi selama menyusu. Hal ini akan menyebabkan pH lambung meningkat melebihi pH
3,5 seperti Gambar 2.
Pada Gambar 2, dengan pH lambung melebihi 3,5 menyebabkan konversi
pepsinogen menjadi pepsin tidak sempurna, sehingga pepsin tidak dapat
mengkatabolisme protein (dicerna) secara sempurna, sehingga protein masuk
kedalam usus dan menjadi makanan bakteria pathogen seperti bakteri E. coli untuk
berkembang biak dan menimbulkan infeksi pada usus.
Gejala yang ditimbulkan berupa diare. Telah dilaporkan bahwa kejadian diare
pada anak babi yang baru disapih sangat tinggi. Mekanisme diare secara mudah diilustrasikan seperti Gambar 3.
Gambar 3. Mekanisme diare saat anak babi disapih |
Pada
Gambar 3 tersebut tampak bahwa pH
lambung melebihi 4, pepsin rendah, dan bila diberikan pakan starter anak
babi lepas sapih akan mengalami diare dan pertumbuhan menurun sehingga terjadi
kerugian.
Pencegahan dan Pengobatan Diare Pasca Disapih
Program pencegahan penyakit pada anak babi pasca disapih dilakukan tindakan
bioskuriti antara lain disemprot dengan DES HP, vaksinasi seperti Tabel 1 dan
medikasi seperti Tabel 1 dibawah ini. Perlakuan itu belum cukup, sehingga perlu
tindakan lainnya agar tidak terjadi diare. Tindakan tambahan yang dapat
dilakukan dengan pemberian asam organik
dan anorganik sebagai acidifier.
Tabel 1. Program Medikasi untuk Babi Sapih Sampai Finisher (Mycoplasma, Colibacillosis, Infeksi Streptococcal, Penyakit Glasser‟s , Swine Dycentry, dll) |
Telah diteliti penggunaan
asam organik dan
anorganik (nama dagang
„Orgacid‟ produksi PT Sunzen, Malaysia). „Orgacid‟
mengandung asam formiat, asam malat,
asam tartrat , asam sitrat, asam laktat, dan asam fosfat yang merupakan
antibacterial acidifier. Pada dasarnya
penggunaan asam organik sebagai acidifier ditujukan untuk menjaga integritas atau kesehatan saluran
pencernaan ayam dan babi.
Adapun cara kerja asam organik meliputi: 1) menurunkan pH saluran
pencernaan dengan cepat; 2) membunuh bakteri tidak berguna di dalam pakan dan
di dalam saluran pencernaan serta meningkatkan bakteri yang berguna seperti
bakteri Laktobasilus. Pada Gambar 4 juga menunjukkan bahwa RCOO- menyetop
transcipsi DNA, selanjutnya mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
Asam organik („Orgacid‟) dapat digunakan untuk membunuh bakteri yang ada di
dalam pakan sehingga pakan tersebut bebas dari kontaminasi bakteria yang pada
gilirannya akan aman bila dikonsumsi babi. Selanjutnya bila bakteri tidak
berguna (patogen) berhasil masuk ke dalam usus babi, maka asam organik
(„Orgacid‟) dalam pakan tersebut akan membunuh bakteri di dalam saluran
pencernaan.
Dengan demikian peran asam organik sangat strategis dalam mengontrol
kesehatan anak babi, karena asam organik bila ada dalam pakan dapat bertindak
sebagai pengawet (feed preservation). Dalam saluran pencernaan anak babi asam
organik dapat bertindak sebagai penurun pH saluran pencernaan (acidifier),
sehingga saluran pencernaan anak babi menjadi sehat dan dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
Dengan demikian alas kandang akan menjadi kering, dapat mengurangi bau dan
jumlah lalat, jumlah pakan yang dimakan (feed intake) menjadi efisien,
performance anak babi baik, pertumbuhan seragam (uniformity), penampakan bulu
halus, serta morbiditas dan mortalitas rendah.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa
pemberian „Orgacid‟ dapat meningkatkan pertumbuhan secara bervariasi
tergantung umur pemberiannya. Makin muda umur babi diberi asam
organik peningkatan pertumbuhan
makin tinggi.
Pemberian
„Orgacid‟ yang dicampurkan dalam
pakan babi dosis 2-3 gram/kg pakan mulai 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah disapih
(samapai umur 45 hari), dapat menghasilkan kotoran menjadi kering, tidak diare,
pertumbuhan meningkat, pakan lebih efisien dan lalat di dalam kandang anak babi
berkurang.
Semoga bermanfaat...
0 Response to "Penyebab dan Cara Mengobati Diare Pada Anak Babi Pasca Sapih"
Post a Comment
- Berkomentarlah dengan sopan dan bijak sesuai isi konten.
- Dilarang menyisipkan iklan, link aktif, promosi, spam, dan sebagainya.